Atas Nama (DQ #3)

Diari Qur’an 3: Al-Fatihah (01), 1
Tautan, QS 33: 43; 67: 19

بِسْÙ…َ اللهِ الرَّØ­ْمنِ الرَّØ­ِÙŠْÙ…ِ
Dengan dan atas nama Allah,
yang Maha Mengasihi (jagat raya dan seisinya),
yang Maha Menyayangi (para penempuh jalan yang benar).

In the name of God (Allah), The Most Gracious, The Dispenser of Grace. (MA)


Tadabur
Ibnu Abbas menjelaskan, “Fondasi semua kitab adalah al-Quran. Induk al-Quran adalah al-Fatihah, dan intisari al-Fatihah adalah Bismi l-lâhi r-rohmâni r-rohîm.[1]
Bismillah adalah titik pijak yang kuat. Karenanya bekerja atas nama dan untuk Allah SWT akan menjadi fondasi yang mengukuhkan mental-spirtual.
Mental-spirtual yang tangguh akan memberi kekuatan raga. Ketika seseorang dengan kesadaran penuh melibatkan Allah ‘azzâ wa jallâ dalam kehidupannya dan bekerja dengan sungguh-sungguh, sepenuh hati dan tekun, maka Allah akan menggerakkan makluk-makhluk-Nya—yang terlihat dan tak terlihat—untuk memberikan dukungan.
“Ketika Bismi l-lâhi r-roh}mâni r-roh}îm turun,” kata Rasulullah SAW seperti dinukil oleh Ibnu Katsir, “mendung beralih ke timur, hembusan angin berhenti, namun lautan bergelombang, binatang menyimak dengan perhatian penuh, setan-setan terlempar dari langit, dan Allah berjanji dengan kemuliaan dan keagungan-Nya: ‘Segala sesuatu yang jika disebutkan nama Allah atasnya akan diberkahi’”(HR Ibn Mardwaih dan Tsa’labi).[2]
Imam Qusyairi menjelaskan, huruf ba dalam bismillaah adalah huruf tadhmîn (jaminan). Atas jaminan Allah (bi l-lâh) semua kejadian muncul dan makhluk-makhluk mewujud. Tidak ada satu pun kejadian kecuali berawal dari-Nya dan akan kembali kepada-Nya. Dengan-Nya yang tahu merasa bodoh, yang beramal merasa belum bekerja.[3]

Anak-anakku…
Pernahkah kalian memerintahkan darah kalian mengalir? Jantung berdetak? Gigi tumbuh?
Pernahkan kalian meminta rambut bermunculan di kepala? Sudah pasti tidak. Jadi, bagaimana?

Itulah tasbih mereka. Dengan dan atas nama-Nya, mereka tulus bekerja melaksanakan tugas-tugas tersebut, meski tanpa diminita. “Tahukah kalian bahwa semua yang ada di langit dan bumi mensucikan nama-Nya, juga burung-burung yang terbang berbaris? Semua telah mengetahui cara mereka menyeru dan bertasbih. Dan Allah sungguh Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan” (QS an-Nu>r, 24/41).

Jika semesta menyebut dan mensucikan nama Allah 
dengan terus bekerja agar alam raya yang maha luas ini bergerak tanpa henti, bagaimana kalian menjalani hidup dengan dan atas nama-Nya? Cukupkah hanya dengan shalat atau ibadah-ibadah mahdoh lainnya?



[1] Syeikh Wahbah ibn Musthafa al-Zuhaili, At-Tafsîr al-Munîr, 1/54.
[2] Dikutip dari Tafsîr al-Qur’ân al-‘Azhîm, I/119-120. Hadits ini juga dinukil oleh Imam As-Suyuthi dalam Ad-Durru l-Mans\ûr fi t-Tafsîr bi l-Màs\ûr, I/26 dan Imam As-Syaukani dalam Fath}u l-Qadîr, I/22.
[3] Lat}ô`ifu l-Isyârôt, I/44.

Posting Komentar

0 Komentar