Tautan, QS 33: 43; 67: 19
بِسْÙ…َ اللهِ الرَّØْمنِ الرَّØِÙŠْÙ…ِ
Dengan dan atas nama Allah,
yang Maha Mengasihi (jagat raya dan
seisinya),
yang Maha Menyayangi (para penempuh
jalan yang benar).
In the name of God (Allah), The Most
Gracious, The Dispenser of Grace. (MA)
Tadabur
Ibnu Abbas
menjelaskan, “Fondasi semua kitab adalah al-Quran. Induk al-Quran adalah
al-Fatihah, dan intisari al-Fatihah adalah Bismi
l-lâhi r-rohmâni r-rohîm.[1]
Bismillah
adalah titik pijak yang kuat. Karenanya bekerja atas nama dan untuk Allah SWT
akan menjadi fondasi yang mengukuhkan mental-spirtual.
Mental-spirtual
yang tangguh akan memberi kekuatan raga. Ketika seseorang dengan kesadaran
penuh melibatkan Allah ‘azzâ wa jallâ
dalam kehidupannya dan bekerja dengan sungguh-sungguh, sepenuh hati dan tekun,
maka Allah akan menggerakkan makluk-makhluk-Nya—yang terlihat dan tak
terlihat—untuk memberikan dukungan.
“Ketika Bismi l-lâhi r-roh}mâni r-roh}îm turun,”
kata Rasulullah SAW seperti dinukil oleh Ibnu Katsir, “mendung beralih ke
timur, hembusan angin berhenti, namun lautan bergelombang, binatang menyimak
dengan perhatian penuh, setan-setan terlempar dari langit, dan Allah berjanji
dengan kemuliaan dan keagungan-Nya: ‘Segala sesuatu yang jika disebutkan nama
Allah atasnya akan diberkahi’”(HR Ibn Mardwaih dan Tsa’labi).[2]
Imam Qusyairi
menjelaskan, huruf ba dalam bismillaah adalah huruf tadhmîn (jaminan). Atas jaminan Allah (bi l-lâh) semua kejadian muncul dan
makhluk-makhluk mewujud. Tidak ada satu pun kejadian kecuali berawal dari-Nya
dan akan kembali kepada-Nya. Dengan-Nya yang tahu merasa bodoh, yang beramal
merasa belum bekerja.[3]
Anak-anakku…
Pernahkah
kalian memerintahkan darah kalian mengalir? Jantung berdetak? Gigi tumbuh?
Pernahkan
kalian meminta rambut bermunculan di kepala? Sudah pasti tidak. Jadi,
bagaimana?
Itulah tasbih
mereka. Dengan dan atas nama-Nya, mereka tulus bekerja melaksanakan tugas-tugas
tersebut, meski tanpa diminita. “Tahukah kalian bahwa semua yang ada di langit
dan bumi mensucikan nama-Nya, juga burung-burung yang terbang berbaris? Semua
telah mengetahui cara mereka menyeru dan bertasbih. Dan Allah sungguh Maha
Mengetahui apa yang mereka kerjakan” (QS an-Nu>r, 24/41).
Jika semesta menyebut dan mensucikan nama Allah
dengan terus bekerja agar alam raya yang maha luas ini bergerak tanpa henti,
bagaimana kalian menjalani hidup dengan dan atas nama-Nya? Cukupkah hanya
dengan shalat atau ibadah-ibadah mahdoh lainnya?
[2] Dikutip dari Tafsîr
al-Qur’ân al-‘Azhîm,
I/119-120. Hadits ini juga dinukil oleh Imam As-Suyuthi dalam Ad-Durru l-Mans\ûr fi t-Tafsîr bi l-Mà s\ûr,
I/26 dan Imam As-Syaukani dalam Fath}u
l-Qadîr, I/22.
0 Komentar