Forgiveness Therapy: Maafkanlah Niscaya Dadamu Lapang

pose bareng setelah workshop

"Sorry seems to be the hardest word"
, mengutip judul lagu gubahan Elton John yang dipopulerkan kembali oleh boyband Blue di awal tahun 2000-an. Ternyata maaf-memaafkan memang bukan perihal sederhana. Tampaknya memang sederhana, namun praktiknya sungguh hanya diri yang benar-benar tahu. Seringkali ia hanya terucap di bibir, terpatri di pikir, namun tidak selalu tulus dari hati.
Belajar mengenali inner child

Selama dua hari penuh, guru-guru MSI mengikuti workshop Forgiveness Therapy bersama Bapak Asep Hairul Gani, psikolog. Kang Asep, demikian beliau akrab dipanggil, mengajak peserta untuk mengenali ciri-ciri luka hati--unfinished business--yang seringkali menjadi akar dari banyak permasalahan. Respon kita terhadap masalah pun seringkali bersumber dari pola-pola penyelesaian, problem solving, yang berasal dari skema memori di masa lalu. Sayangnya, pola-pola tersebut tidak selalu tepat sebagai problem solving. 
Serunya, ada sesi praktek on the spot, yang membuat peserta memahami teknik terapi sederhana yang bisa dipraktekkan untuk membantu mengatasi ragam masalah terkait tema ini.
diskusi kelompok

Alhamdulillah, guru-guru MSI mendapat suntikan ilmu untuk personal growth yang pastinya berimbas pada profesionalisme kerja. Psstt, ada tambahan ilmu konseling juga!
Workshop ini terselenggara atas kerjasama dengan Lembaga Psikologi NTN, NTN Community, Al-Ihsan Group, dan RS. Biomedika. Simbiosis mutualisme para pihak. 
Suasana workshop di MSI

Terima kasih, Kang Asep, atas ilmunya..
InsyaAllah bermanfaat dan sampai jumpa di kesempatan-kesempatan berikutnya!

Posting Komentar

0 Komentar