OPSI: A Leader in the Making

OPSI 2019 / 2020

Salah satu komponen penting dalam proses belajar peserta didik di Madrasah Alam Sayang Ibu adalah "belajar organisasi". Di MSI, sebetulnya, sadar atau tidak, Nune Dende belajar berorganisasi dalam banyak konteks; non-formal, formal.

Dalam konteks non-formal, misalnya, di asrama. Meski secara tertulis tak ada struktur pengurus kamar, namun secara sadar, tiap anggota kamar punya tanggung jawab yang sama untuk menjaga kenyamanan bersama. Ada aturan yang mereka sepakati bersama; do's & dont's, pembagian tugas di kamar mandi, kebersihan lingkungan, dan lainnya.

Dalam konteks formal, di kelas, ada pengurus kelas. Begitu juga dengan setiap kegiatan di MSI, kami selalu membuat dua kepanitiaan; panitia guru, panitia peserta didik. Mulai dari MOPDB, outing class, kunjungan tamu, kegiatan mingguan siswa dan banyak lainnya, melibatkan peserta didik. Bahkan tak jarang, porsi keterlibatan mereka dalam mengorganisir kegiatan lebih besar dari panitia guru. Panitia dari guru biasanya hanya memberikan arahan umum, dan tadaaaaa..semua dieksekusi peserta didik. The result is always surprising!

Jika di level Tsanawiyah ada OSSI (Organisasi Siswa-Siswi Sayang Ibu), maka di level Aliyah ada OPSI (Organisasi Pelajar Sayang Ibu).

Pengurus OPSI baru saja dilantik, Senin, 14 Oktober lalu. Mereka OPSI pioneer, angkatan pertama Aliyah Sayang Ibu. Kami meyakini mereka bisa meletakkan pondasi yang kokoh bagi OPSI berikutnya. Sebelum dilantik, OPSI telah lebih dulu meyakinkan dewan guru lewat presentasi berisi struktur kepengurusan, divisi dan program kerja, juga ide-ide fresh yang bisa mereka kontribusikan bagi Madrasah dan lingkungan sosial.

Keberadaan OPSI akan menjadi wadah belajar organisasi bagi Nune Dende. Garis koordinasi mereka langsung di bawah guru, dan membawahi seluruh peserta didik Aliyah dan Tsanawiyah. OPSI harus bisa berkoordinasi dengan OSSI dan bekerjasama sebagai tim pelaksana. Beberapa divisi telah dibentuk; humas, riset kesehatan, dapur, korlap, dan ta'lim putra-putri.

It may not be easy
But,
Challenge accepted! 😀



Pada akhirnya, kami meyakini bahwa setiap peserta didik memiliki potensi menjadi pemimpin. Dimulai dengan menjadi pemimpin bagi diri. Semua punya kesempatan yang sama. Disini mereka belajar mengasah potensi tersebut.
selamat bertugas!



Posting Komentar

0 Komentar