Transformasi Hijau PAMSI: Penyuluhan Pengelolaan Sampah untuk Masa Depan Berkelanjutan



Guru-guru Pesantren Alam Sayang Ibu (PAMSI) melaksanakan recharging langkah-langkah pengelolaan sampah. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran dan kemampuan warga pesantren dalam mengelola sampah secara efisien, sejalan dengan identitas PAMSI sebagai sekolah alam dan adiwiyata. Rechaeging kali ini ditekankan agar tidak ada yang menjadi limbah residu (Sabtu, 18/5/2024)



“Langkah ini kita buat anak-anak suka datang ke TPA. Kalau anak-anak sudah senang ke TPA, insya Allah mereka akan lebih sadar dan mampu untuk mengelompokkan sampah,” ujar Ust. Ibnu, penanggung jawab TPA (Tempat Pengelolaan Akhir) PAMSI.



Selama recharging para guru menerima materi mengenai berbagai aspek pengelolaan sampah, termasuk pentingnya pemilahan sampah di sumbernya, jenis-jenis sampah yang dapat didaur ulang, serta teknik-teknik sederhana untuk mengurangi volume sampah. Mereka belajar memisahkan sampah sesuai jenisnya, seperti sampah organik, unorganik, Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), kertas, dan residu.

“Yang masih sering salah dikelompokkan adalah sampah tisu. Sebenarnya, sampah tisu termasuk kategori sampah organik sehingga bisa diolah menjadi pupuk,” tambah Miss Azizah dalam penyampaiannya.



Salah satu langkah konkret yang diambil PAMSI adalah bekerja sama dengan Bank Sampah Kekait Berseri. Sampah daur ulang yang telah dipilah oleh warga pesantren dikumpulkan dan dikirim ke TPA Pamsi untuk diolah lebih lanjut agar memiliki nilai jual. Misalnya, botol plastik, kertas, dan logam dapat didaur ulang menjadi produk baru yang bermanfaat. Pendekatan ini tidak hanya mengurangi volume sampah di tempat pembuangan akhir tetapi juga memberikan keuntungan ekonomi bagi pondok.

PAMSI membuat tempat pemilahan mandiri untuk mengolah  sampah organik menjadi POC (Pupuk Organik Cair), MOL (Mikroorganisme Lokal), dan pupuk kompos untuk keperluan pertanian dan kebun pondok. Melalui langkah-langkah ini, PAMSI berupaya mewujudkan misinya dalam mengelola sampah secara mandiri.

Penyuluhan ini tidak hanya ditujukan kepada para guru, tetapi juga melibatkan siswa sehingga mereka dapat menerapkan pengetahuan  dalam kehidupan sehari-hari. Orang tua dan wali murid juga diharapkan ikut serta, sehingga pengelolaan sampah menjadi tanggung jawab bersama seluruh warga PAMSI.

“Saya harap guru-guru juga sadar akan masalah sampah ini dan bisa bekerja sama serta bertanggung jawab atas sampah pribadi masing-masing,” tambah Dr. Jamaludin Abdullah, M.Ed, pimpinan Pondok Pesantren Alam Sayang Ibu.



Diharapkan, melalui langkah-langkah ini, PAMSI dapat mandiri dalam mengelola sampah yang dihasilkan. Langkah ini tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan tetapi juga memperkuat karakter siswa sebagai generasi yang bertanggung jawab terhadap lingkungan. Kegiatan ini menunjukkan komitmen PAMSI dalam menjaga lingkungan dan menciptakan lingkungan belajar yang sehat dan berkelanjutan. Dengan dukungan semua pihak, PAMSI optimis dapat mencapai tujuannya dan memberikan kontribusi positif bagi lingkungan sekitar serta mendukung tercapainya visi pesantren sebagai lembaga pendidikan yang berwawasan lingkungan.

Posting Komentar

0 Komentar