Language Month PAMSI: Petualangan Kata-Kata yang Bikin Semangat Melejit!

Area sentral Pesantren Alam Sayang Ibu (PAMSI) kini berdentum dengan kosakata asing. Mulai Juli hingga Agustus 2025, PAMSI tidak lagi berfungsi sebagai madrasah biasa, melainkan bertransformasi menjadi Language Hub. Ini bukan sekadar program musiman, melainkan penegasan komitmen investasi bahasa di lingkungan pendidikan alam. 

Pre-test sebelum memulai pembelajaran di Language Month (Foto: PAMSI) 

Kegiatan intensif ini dikomandoi langsung oleh duet Nune Dende dan Ustadz-Ustadzah. Santri didorong untuk masuk ke samudra bahasa, memulai dengan menyelam ke lautan kosakata baru (mufrodat). Pagi hari yang sunyi di perbukitan langsung diisi dengan tantangan linguistik.

Setelah pengayaan kosakata, mereka harus naik ke permukaan buat praktik daily conversation (muhadatsah). Tujuannya untuk membangun percaya diri yang mekar di kalangan santri. Setiap perbincangan, bahkan obrolan ringan dan joke campur Inggris-Arab, menjadi arena latihan yang serius.

Sebelum resmi dimulai, tahapan awal dilakukan. Pre-test dilaksanakan guna memetakan kemampuan awal santri, memastikan pembelajaran yang diterima efektif dan terarah. Ini adalah langkah profesional untuk memastikan Language Month bukan hanya seremonial, tetapi program yang terukur. 


Program ini resmi dibuka oleh Pimpinan PAMSI, Ustadz Dr. H. Jamaluddin Abdullah M.Ed, di Closing Ceremony MOPDB 2025. Beliau menyampaikan pesan yang tegas dan lugas.

“Language Month ini investasi nyata! Kami rancang tanpa ganggu kurikulum, fokus pada skill Bahasa Inggris & Arab, kunci utama membuka pintu dunia!” ujar Ustadz Jamaluddin. Beliau menegaskan bahwa penguasaan bahasa adalah modal strategis, bukan sekadar pelajaran tambahan.

Tujuannya bukan hanya fasih berbicara. Program ini adalah jurus sakti untuk menumbuhin percaya diri buat ngobrol sama siapa aja. Santri ditempa agar nantinya bisa menjadi jago kandang plus jagoan global. Ini dipandang sebagai investasi masa depan yang membahagiakan.


Bagi santri, sebulan penuh adalah playground-nya kata-kata, tempat mereka ngobrol internasional sambil sesekali bercanda. Suasana belajar dibuat santai, bahkan memicu santri untuk menjadi stand-up comedian dadakan. Ini menepis anggapan bahwa belajar bahasa harus selalu kaku dan serius.

Di akhir program, ada tantangan tersendiri, yaitu merebut kesempatan menjadi language champion. Harapannya, mereka pulang menjadi polyglot kece. Ini adalah pembuktian bahwa setiap ucapan yang mereka keluarkan selama sebulan penuh adalah sebuah petualangan dan investasi.

Intinya, Language Month adalah upaya terstruktur PAMSI untuk melahirkan generasi yang fasih dalam bahasa internasional tanpa mengabaikan kurikulum utama. Program ini menunjukkan komitmen pesantren untuk mempersiapkan santri menghadapi dunia yang makin terhubung, menjadikan kemampuan berbahasa sebagai tiket utama.





Posting Komentar

0 Komentar