Karya: Ismail Fahmi
(Tulisan menjadi pemenang ke-5 Lomba Menulis Surat Cinta Untuk Nabi yang diadakan oleh mengkajipribadinabi.com)
image: aktual.com |
Assalamu alaikum Warahmatullahi Wa Barakaatuhu..
Untuk pujaan hatiku Rasulullah Saw…
Wahai sang pembawa kabar gembira…
Aku tak tahu kenapa tiba-tiba tanganku gemetar, hatiku deg-degan ketika ingin menuliskan surat ini untukMu, ketika ingin mencurahkan sayangku kepadaMu.Aku tidak menyangka bahwa aku bisa menuliskan surat ini untukmu, wahai Rasul mulia. Meski ku tahu aku hanya manusia biasa, manusia pelupa, dan manusia hina yang tidak pantas berbicara dengan orang yang paling sempurna di muka bumi ini.
Tetapi, ditengah kegelisahanku ini aku tengah memikirkan kata-kata apa yang pantas kuucapkan kepada orang yang paling mulia, orang yang rela berkorban demi umatnya, dan orang yang membawa perubahan yang sangat besar bagi manusia. Maka dari itu, izinkanlah umatMu yang hina ini menuliskan surat untuk menuangkan rasa cinta, kasih sayang, dan ketulusannya kepadaMu, Wahai Nabi Cinta.
Yaa Habibullah…
Maafkanlah atas kelancanganku membuat surat ini untukmu, karena aku merasa bahwa tidak ada yang pantas kucintai selain diriMu.
Sebenarnya, aku ingin curhat kepadaMu wahai Rasulullah, aku ingin mengadu kepadamu wahai Habibullah.Tapi, apakah mungkin Engkau mau mendengar curhatanku?, apakah mungkin Engkau mau mendengar pengaduanku? Karena aku merasa bahwa Engkau tidak pantas berbicara dengan orang yang hina seperti diriku, engkau tidak pantas berbicara dengan orang yang lalai dalam mengerjakan kewajibannya seperti diriku.
Maafkan aku Yaa Rasulullah…
Maafkan aku Yaa Habibullah…
Aku telah menjadi umat yang durhaka kepadamu. Aku telah menjadi umat yang mengecewakanmu. Aku telah menjadi umat yang lalai mengerjakan sunah-sunahmu.
Tetapi sejujurnya…
Sungguh, aku sangat sayang kepadaMu
Sungguh, aku sangat cinta kepadaMu
Dan sungguh, aku sangat merindukanMu
Walaupun sebenarnya aku malu wahai Rasulullah, aku malu, sungguh malu wahai Habibullah…
Aku malu akan kesalahanku yang begitu banyak. Aku malu akan dosaku yang begitu banyak. Namun, berbeda dengan diriMu, meski Engkau terhindar dari dosa, meski Engkau dijamin masuk surga, tetapi Engkau tetap mengingat Allah, Engkau tetap beribadah kepada-Nya.Lalu, bagaimana dengan diriku ini? Bagaimana dengan orang yang hina seperti diriku ini?.
Mulai saat ini, aku akan berusaha menjadi umat yang terbaik, menjadi umat yang Engkau banggakan dengan menjalankan sunah-sunahMu.Walau aku tak pernah melihat wajahmu yang begitu indah. Walau aku tak pernah bertemu denganmu, bertatap mata, namun Engkau senantiasa ada di hatiku.
Sejujurnya, aku sangat ingin bertemu denganmu lewat mimpi nanti malam. Namun, sudikah Engkau bertemu denganku? Sudikah Engkau berbicara denganku lewat mimpi. Tetapi, jika diriku tidak pantas bertemu denganMu lewat mimpi, maka aku memohon dengan sangat kepadaMu. Aku sangat berharap agar Engkau mendoakan aku untuk bisa bertemu denganMu di akhirat kelak, mendapatkan syafaatMu.
Aku tahu bahwa Engkau tidak akan membaca suratku ini. Aku tahu surat ini tidak akan sampai kepadaMu. Namun ini adalah obat rinduku kepadaMu, ini adalah curahan kasih sayangku kepadaMu, wahai Akhirul Anbiya’.
Yaa Nabiyullah…
Betapa besar jasamu bagi seluruh umat manusia. Betapa besar pengorbananmu bagi umat manusia. Aku tidak bisa memikirkan hal tersebut, karena banyaknya pengorbananmu. Mungkin, walaupun jiwa ini terbunuh di medan perang tidak akan bisa membalas jasa-jasamu.
Wahai Sang Pembawa Risalah…
Engkau bagaikan bulan purnama yang bersinar menerangi bumi pada malam hari. Engkau bagaikan cahaya di atas cahaya yang selalu bersinar terang, yang selalu memancarkan sinarnya hingga tubuh pun merasa hangat. Engkau bagaikan kompas yang selalu menunjukkan arah jalan yang benar ketika tersesat. Engkau bagaikan peci yang selalu menempel di kepalaku untuk mengingatkan diriku kepadamu. Engkau bagaikan darah yang selalu beredar di tubuhku,maka tunjukkanlah aku jalan yang benar dengan seluruh ridha dan keikhlasanmu, wahai kekasih Allah.
Sungguh Engkau teladan yang mulia…
Sungguh engkau manusia sempurna…
TanpaMu, aku tak tahu akan jadi apa aku saat ini.
Yaa Rasulullah…
Aku sangat rindu dengan nasihat indahMu……..
Aku sangat ingin melihat wajah tampanMu.......
Terkadang, aku melaksanakan sunnahMu dan terkadang aku lalai, tetapi semua itu tidak akan mematahkan semangatku untuk bertemu denganMu. maka maafkanlah diriku yang penuh dengan noda dan dosa.
Ajarilah aku…
Ajarilah aku menjadi manusia yang berguna, menjadi manusia yang berkarya, menjadi manusia yang bermanfaat.
Sungguh, Engkau sangat zuhud terhadap dunia. Dunia ini ibarat pasar yang tak lama pasti berakhir. Oleh karena itu,tutuplah pintu-pintu penglihatan manusia dan bukalah pintu-pintu penglihatan Allah kepadaku.
Kuucapkan kepadaMu banyak terima kasih yang telah memberikan petunjuk dan pertolongan sehingga aku bisa menikmati manisnya iman dan islam.Terakhir, pintaku kepadamu pertemukanlah aku denganMu di akhirat kelak, doakanlah aku, keluargaku, guru-guruku, dan saudara-saudaraku agar dimasukkan kedalam surga-Nya Allah SWT bersama sahabat-sahabatMu, dan umat-umat yang Engkau cintai.
Wahai sang amanah…
Banyak kata yang masih ingin kutuliskan untuk-Mu. Biar kusimpan rapat, agar kelak, di surgaNya kan kuceritakan padaMu, Ya Rasulullah…
0 Komentar