Nune Dende kelas 9 MTs Sayang Ibu dan kelas 12 MA Sayang Ibu menjalani program Dauroh Qur'an selama bulan Ramadhan 1446 H yang bertepatan pada Maret 2025. Dauroh Qur'an merupakan kegiatan khusus yang meliputi hafalan Qur'an serta tasmi' dan diperuntukkan bagi Nune Dende yang berada di tingkat akhir MTs dan MA. Kegiatan ini dibimbing dan diawasi langsung oleh guru-guru halaqoh santri.
![]() |
Acara pembukaan Dauroh Qur'an kelas 9 MTs & kelas 12 MA Sayang Ibu (Foto: PAMSI) |
Dauroh Qur'an menjadi momen penting bagi Nune Dende untuk menuntaskan kemampuannya dalam membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar. Beberapa hal yang diperhatikan pada aspek membaca Al-Qur'an itu sendiri meliputi makhrajul huruf hingga tajwid yang sesuai dengan ketentuan. Tasmi' Al-Qur'an yang didampingi oleh guru-guru halaqoh selama bulan ramadhan ini memperhatikan kemampuan setiap santri yang nantinya akan lulus dari Pesantren Alam Sayang Ibu.
Nune Dende kelas 9 diwajibkan untuk menghafal Qur'an, sekurang-kurangnya menyelesaikan juz 30 dan satu surah Qur'an pilihan. Sementara itu, kelas 12 diharuskan menghafal juz 30, juz 1, dan satu surah Qur'an pilihan. Juz 30, juz 1, dan surah Qur'an pilihan yang dihafalkan oleh Nune Dende selama berada di Pesantren Alam Sayang Ibu harus disetorkan dan diselesaikan.
"Kalau di PAMSI, syarat kelulusan anak kelas 9 dan kelas 12 adalah juz 30 dan surah Qur'an pilihan," ungkap Ustadz Rahul Derma Hendra selaku penanggung jawab Dauroh Qur'an.
Nune dalam kegiatan Dauroh Qur'an pada bulan Ramadhan (Foto: PAMSI) |
Hafalan Qur'an diwajibkan kepada Nune Dende agar memiliki hafalan Qur'an setidaknya satu juz sebelum meninggalkan Madrasah Sayang Ibu. Sehingga para santri tidak hanya berbekal ilmu pengetahuan, namun juga memiliki bekal hafalan Al-Qur'an.
Pimpinan Pesantren Alam Sayang Ibu, Ustadz Dr. H. Jamaluddin Abdullah, M. Ed menyampaikan dalam acara pembukaan Dauroh Qur'an bahwasanya kegiatan menghafal Qur'an sendiri merupakan upaya menjaga Al-Qur'an itu sendiri. Menghafal adalah cara untuk menjaga bunyi teks dan juga makna.
"Tahfidz itu menjaga. Yang dijaga bukan hanya bunyi teks tapi juga makna. Bahkan makna ini yang lebih utama, karena ia terkait dengan pelaksanaan pesan," tutur Ustadz Jamaluddin.
![]() |
Ustadz Dr. H. Jamaluddin Abdullah, M. Ed selaku Pimpinan Pesantren Alam Sayang Ibu dalam acara pembukaan Dauroh Qur'an (Foto: PAMSI) |
Menurut beliau, menjaga makna yang terkandung dalam Al-Qur'an adalah hal yang paling utama karena berkaitan langsung dengan pelaksanaan pesan yang terkandung di dalamnya. Pesan yang disampaikan oleh Allah SWT melalui ayat-ayat Qur'an tidak dapat dilaksanakan ataupun diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari jika maknanya tidak dijaga.
"Pesan al-Quran tdk bisa dilaksanakan kalau tidak memahami makna atau isi pesan. Alih-alih, kalau hanya bunyi teks, kita termasuk kelompok yang dingatkan Nani agar jgn sampai Quran hanya berhenti pada tenggorokan (suara), tapi harus sampai ke akal dan hati," jelas Ustadz Jamaluddin.
![]() |
Nune Dende dalam kegiatan Dauroh Qur'an pada bulan Ramadhan (Foto: PAMSI) |
Dauroh Qur'an dilaksanakan secara utuh selama jam pelajaran utama di bulan ramadhan. Sebelum menghadapi ujian akhir madrasah, Nune Dende mengikuti Dauroh Qur'an yang berlangsung selama 4 pekan. Pada 3 pekan pertama, Nune Dende mengikuti dauroh, sementara satu pekan terakhir merupakan waktu ujian tasmi' hafalan.
"Dauroh Qur'an itu mereka dalam sebulan itu menghafal Qur'an, murojaah dan memantapkan bacaan mereka. Selama sebulan, 3 pekan itu untuk dauroh, satu pekan itu untuk tasmi'," lanjut Ustadz Rahul.
![]() |
Nune dalam kegiatan Dauroh Qur'an pada bulan Ramadhan (Foto: PAMSI) |
Pada pekan terakhir Dauroh Qur'an, Nune Dende juga akan ujian tasmi' hafalan. Mereka akan membaca dari awal sampai akhir dan akan diuji dari aspek hafalannya itu sendiri, kemudian bacaannya yang meliputi makhorijul huruf serta tajwid. Setelah memenuhi semua aspek, barulah mereka bisa dinyatakan lulus pada program Dauroh Qur'an.
Adapun jumlah santri yang mengikuti Dauroh Qur'an tahun ini sebanyak 51 orang dengan rincian, 35 orang Nune dan 16 orang Dende. Nune didampingi oleh 4 orang guru halaqoh, sementara Dende ditemani oleh 2 guru halaqoh. Nune yang berada di kelas 9 dan 12 dibimbing dan diuji langsung oleh para ustadz. Sementara itu, Dende didampingi langsung oleh para ustadzah halaqoh selama kegiatan ini berlangsung.
![]() |
Dende dalam kegiatan Dauroh Qur'an pada bulan Ramadhan (Foto: PAMSI) |
Dauroh Qur'an menjadi program tahunan yang akan dinikmati oleh kelas 9 dan kelas 12 setiap tahunnya. Pada tahun berikutnya, Dauroh Qur'an tidak hanya sekedar menghafal saja. Nantinya Nune Dende juga akan diberikan pemahaman tentang ayat-ayat Qur'an yang dihafal pada agenda tersebut.
"Tahun depan, daurah tidak hanya hafalan, tapi juga pemahan, setidaknya arti dari ayat-ayat yang sudah dihafal," pungkas Ustadz Jamaluddin Abdullah. *
![]() |
Dende dalam kegiatan Dauroh Qur'an pada bulan Ramadhan (Foto: PAMSI) |
*Humas & Media PAMSI
0 Komentar