Kelas 9 Mts Sayang Ibu Field Trip ke Gunung Ijen

Santri MTs akhir tahun menjalani perjalanan menuju Banyuwangi pada Senin, 19 Mei 2025. Sebanyak 41 orang ditemani oleh 4 guru pendamping melakukan perjalanan menuju Gunung Ijen hingga sepekan lamanya. Perjalanan ini merupakan implementasi dari kurikulum aqil baligh yang dimiliki oleh Pesantren Alam Sayang Ibu. 

Nune Dende kelas 9 MTs Sayang Ibu Field Trip ke Gunung Ijen (Foto: PAMSI)

Nune Dende diberikan kesempatan untuk bermusafir sambil tadabbur alam bersama teman-teman sejawat. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih kemampuan problem solving santri serta menguatkan solidaritas, kerjasama, kekompakan angkatan, menumbuhkan rasa empati, membangun kemandirian, peduli terhadap lingkungan, serta mengeratkan tali persaudaraan. 


Menurut Pimpinan Pesantren Alam Sayang Ibu, Ustadz Dr. H. Jamaluddin Abdullah, M.Ed, kegiatan ini diselenggarakan untuk membangun karakter santri dengan cara yang asik. “Tujuan kita adalah membangun karakter melalui cara yang asik dan efektif seperti jalan-jalan, selain itu juga untuk meningkatkan kecerdasan, kepedulian, dan empati anak-anak, sehingga lebih mengenal diri mereka,” ujar Bapak Pimpinan. 


Nune Dende kelas 9 MTs Sayang Ibu Field Trip di pelabuhan GiliMas (Foto: PAMSI)


Pesantren Alam Sayang Ibu memberikan kesempatan bagi Nune Dende yang tengah menginjak usia remaja untuk mengeksplorasi dan mengenal diri mereka lebih dalam melalui Field Trip. Tidak berguna dalam aspek pengenalan diri, Field Trip juga menjadi ajang untuk meningkatkan empati dan kepedulian santri terhadap teman-teman seangkatannya. 


“Kunjungan anak-anak ke suatu daerah juga menjadi salah satu bentuk jalan-jalan yang menurut Ali Ath-Thanthawi itu adalah ibadah yang menyadarkan manusia tentang kekuasaan dan kasih sayang Allah terhadap manusia dan alam semesta,” lanjut Ustadz Jamaluddin. 


Selama perjalanan, santri dibekali dengan buku Diary Qur’an berjudul Qul Siiruu dari Bapak Pimpinan Pesantren Alam Sayang Ibu. Buku ini berisi ayat-ayat pilihan yang membahas tentang petualangan, persahabatan, dan sepotong rahasia. Bekal spesial dari Ustadz Jamaluddin ini menjadi wadah bagi Nune Dende untuk menuliskan catatan harian sekaligus tadabbur satu ayat Qur’an setiap harinya selama sepekan. 


Nune Dende kelas 9 MTs Sayang Ibu di Gunung Ijen (Foto: PAMSI)


Gunung Ijen yang terletak di perbatasan Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso dipilih oleh Nune Dende kelas 9 MTs Sayang Ibu sebagai destinasi mereka kali ini. Keputusan tersebut diambil dari hasil musyawarah bersama jauh hari sebelum keberangkatan pada bulan Mei. Aspek keindahan alam yang ditawarkan oleh Gunung Ijen tentu menjadi salah satu pertimbangan Nune Dende. 


Biaya yang digunakan selama Field Trip merupakan hasil dari usaha mereka sendiri. Nune Dende telah mengumpulkan uang sejak kelas 7 MTs melalui kegiatan Entrepreneur di PAMSI. Uang yang telah ditabung selama tiga tahun kemudian digunakan sebagai biaya perjalanan menuju Gunung Ijen.  




Perjalanan panjang Nune Dende mendaki Gunung Ijen diharap bisa menjadi pelajaran hidup yang berarti. Selain itu juga dapat mengimplementasikan amanah kekhalifahan di bumi Allah SWT.*



*Humas & Media PAMSI


Posting Komentar

0 Komentar