Isu anak bukan hanya tentang ASI.
Pesantren Alam Sayang Ibu memperingati Hari Pendidikan Nasional dengan menggelar Seminar Parenting bertajuk "Remaja, Pesantren, Era Digital: Siapa yang Mendidik?" Acara ini diadakan khusus untuk para ayah dan bunda wali Nune Dende pada Ahad, 4 Mei 2025, pukul 08.00 WITA, di Gedung Dome Universitas Mataram. Seminar ini menghadirkan Ayah Irwan Rinaldi, seorang pakar keayahan yang aktif berbagi ilmu di berbagai wilayah Indonesia.
Penyerahan cinderamata kepada Ayah Irwan Rinaldi (Foto: PAMSI) |
Kegiatan ini merupakan komitmen Pesantren Sayang Ibu dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan pengasuhan. Topik yang diangkat relevan dengan tantangan dan peluang pendidikan anak di era modern, khususnya di era digital. Dalam sambutannya, Pimpinan Pesantren Alam Sayang Ibu menyoroti pentingnya aspek keayahan bagi orang tua dan guru, "Dunia semakin membutuhkan peran ayah. Apalagi Indonesia, negara yang saat ini disinyalir sebagai bangsa yang kehilangan sosok ayah."
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga NTB, Bapak H. Wirawan Ahmad, yang mewakili Gubernur juga turut hadir dan menekankan pentingnya penguatan fondasi keluarga dalam rangka transformasi menuju Indonesia Emas 2045. "Salah satu aspek yang harus dikuatkan dalam keluarga adalah kependidikannya melalui pendekatan yang berorientasi pada kebutuhan anak. Karena cita-cita mulia menuju Indonesia Emas 2045 berawal dari keluarga yang harmonis," ujarnya.
Kadispora sambutan dalam Seminar Parenting 2025 (Foto: PAMSI) |
Ayah Irwan Rinaldi, sebagai pembicara utama, membagikan pengetahuan tentang pengasuhan anak usia 0 hingga 15 tahun. Materi ini diharapkan menjadi bekal penting bagi orang tua dalam mendampingi tumbuh kembang anak di era digital, baik di rumah maupun di lingkungan pesantren. Ia menyoroti tahapan perkembangan anak dari usia dini hingga dewasa awal, dengan fokus pada dinamika remaja di pesantren dan pengaruh era digital.
Suasana Seminar Parenting PAMSI 2025 bersama Ayah Irwan Rinaldi (Foto: PAMSI) |
Ayah Irwan juga menekankan bahwa semakin muda usia anak, semakin besar tanggung jawab orang tua dalam memberikan pengasuhan optimal, terutama pada periode emas usia 0-7 tahun. Ia juga menggarisbawahi pentingnya sinergi antara orang tua dan pesantren dalam mendidik anak, terutama dalam menjawab pertanyaan Siapa yang Mendidik? di era digital.
Sebagai pegiat keayahan, Ayah Irwan menyatakan bahwa orang tua yang hebat akan menghasilkan anak-anak yang hebat pula, bahkan di tengah tantangan era digital. Ia menegaskan bahwa pengasuhan anak adalah tanggung jawab bersama antara ayah, ibu, dan pendidik di pesantren untuk menavigasi kompleksitas pendidikan demi masa depan generasi penerus bangsa.*
0 Komentar