Ekspo Planet Tanpa Jejak, Santri Pamsi 'Turunkan' Roket & Riset Organik Di Jantung Kota

Pesantren Alam Sayang Ibu Exhibition kembali digelar di Car Free Day Udayana pada Ahad, 1 Juni 2025. Kegiatan ini adalah puncak pameran proyek santri selama satu tahun ajaran. Sekaligus menjadi momen refleksi yang jujur bagi Nune Dende terhadap berbagai hal yang telah dipelajari di madrasah, baik pada semester ganjil maupun genap. 

Dance semphore pramuka meramaikan PAMSI Exhibition di CFD Udayana (Foto: PAMSI)


Bapak Pimpinan Pesantren Alam Sayang Ibu, Ustadz Dr. H. Jamaluddin Abdullah, M.Ed, dalam sambutannya menyampaikan pentingnya kegiatan eksibisi ini. Acara ini merupakan salah satu agenda tahunan yang tak boleh absen sejak PAMSI berdiri.

“Pesantren Alam Sayang Ibu setiap tahun mengadakan eksibisi karya anak-anak, kita mulainya dari sini. Bahkan sejak awal pesantren berdiri, anak-anak kita dorong untuk harus punya karya dalam bidang apa saja, dan setiap karya mereka harus ditampilkan,” tutur Bapak Pimpinan.

PAMSI Exhibition tahun 2025 mengangkat tema Planet Tanpa Jejak. Tema ini diusung dalam rangka merayakan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang bertepatan pada 5 Juni 2025. Sebagai pesantren berbasis alam, PAMSI ingin menunjukkan kepedulian yang mendalam terhadap bumi dan lingkungan sekitar tempat manusia tinggal.

Kegiatan tahunan ini merupakan kesempatan bagi Nune Dende yang duduk di bangku MTs dan MA untuk memamerkan proyek mata pelajaran sains dan hasil riset terbaru mereka. Beberapa contoh proyek yang menusuk mata pada eksibisi kali ini adalah prototipe roket yang menantang langit, produk sabun hingga skincare berbahan dasar organik, hingga prototipe desalinasi yang menjanjikan solusi air bersih.

Selain mempertunjukkan hasil mata pelajaran di kelas, santri PAMSI juga memperlihatkan hasil produk ekstrakurikuler seperti kaligrafi, lukis, serta fotografi. Adapun ekstrakurikuler lain seperti pramuka, bela diri, dan bermusik juga ditampilkan secara langsung pada kegiatan ini. 

Demo ekstrakurikuler bela diri oleh Nune Dende Pesantren Alam Sayang Ibu (Foto: PAMSI)


Aksi nyata datang dari Nune Dende MI Sayang Ibu yang turut meramaikan eksibisi tahunan dengan memenuhi gerai kuliner. Produk makanan dan minuman yang dijajakan oleh anak-anak dibuat sepenuh hati sehari sebelum kegiatan ini berlangsung. Pesantren Alam Sayang Ibu mendukung siswa untuk memiliki inisiatif wirausaha sejak berada di bangku sekolah dasar.

PAMSI exhibition bukan sekadar ruang apresiasi terhadap hasil belajar, tetapi juga media belajar itu sendiri. Nune Dende diajak untuk memahami pentingnya proses, memperkuat kepercayaan diri, serta memperluas wawasan dan jejaring.

Ustadz Jamaluddin kembali menekankan tujuan keras dari kegiatan ini tidak lain untuk membangun tradisi berpikir dan berkarya pada Nune Dende. “Kami berkeinginginan agar tradisi berkarya, berfikir, kreatif, kolaboratif, harus ditumbuhkan kepada semua anak-anak, maka setiap anak di PAMSI harus punya karya di penghujung semester,” pungkasnya.

Sementara itu, bagi masyarakat, kegiatan ini menjadi jendela yang terbuka lebar untuk melihat bagaimana pendidikan di pesantren dapat melahirkan generasi pembelajar yang sadar nilai, kaya karya, dan siap berkontribusi dalam membangun Indonesia.


Posting Komentar

0 Komentar