MALAM PENANTIAN DI OBSERVATORIUM: KETIKA BULAN MEMERAH DAN ILMU BERSATU IMAN

Langit di atas Pesantren Alam Sayang Ibu (PAMSI) pada 7-8 September 2025 tidak diisi dengan tidur cepat, tetapi malah menjadi panggung megah untuk fenomena kosmik yang menantang! Malam itu, langit benar-benar terbuka lebar karena hadirnya Gerhana Bulan! Dalam acara ini, Nune Dende turun tangan langsung ikut pengamatan seru abis, dimulai dari malam hari sampai nyaris bertemu Subuh. 

Nune Dende mengamati Gerhana Bulan di Gedung Student Center PAMSI (Foto: PAMSI) 


Ini bukan kegiatan pengamatan biasa. Kegiatan diawali dengan sesi edukasi yang scientific, dibantu langsung oleh para ahli dari Bale Falak NTB. Mereka memberikan penjelasan tuntas soal gerhana bulan itu fenomena apa, kenapa bisa terjadi, dan bagaimana cara pengamatan yang benar. Jadi, Nune Dende tak hanya takjub, tetapi juga paham ilmunya.

Sebelum mata tertuju ke langit, hati dulu yang diurus. Seluruh Nune Dende berkumpul di masjid untuk melaksanakan Sholat Gerhana berjamaah. Ini adalah bukti nyata bahwa di PAMSI, ilmu agama dan ilmu alam itu berjalan beriringan. Setelah refresh iman, barulah mereka siap-siap mengecek benda langit!

Nah, yang membuat malam penantian ini makin spesial adalah peralatan yang dipakai. Pengamatan gerhana bulan ini dilakukan menggunakan dua jenis teleskop. Pertama, mereka menggunakan teleskop manual milik Nune Haki dari Kelas 9 MTs. Ini menunjukkan bahwa minat dan bakat individu santri itu diapresiasi banget. 

Selain itu, Nune Dende juga menggunakan teleskop baru milik PAMSI sendiri! Teleskop baru ini dipasang di Observatorium yang letaknya ada di Student Center, gedung yang baru diresmikan saat Milad kemarin. Jadi, Nune Dende langsung merasakan upgrade fasilitas pesantren yang signifikan.

Bayangkan, sejak jam 10 malam, Nune Dende sudah siap siaga di lokasi pengamatan. Mereka bergantian mengintip ke teleskop. Klimaksnya adalah ketika bulan yang memerah akibat tertutup bayangan bumi itu terlihat jelas! Momen melihat langsung fenomena kosmik yang indah menggunakan teleskop baru itu pastinya menjadi pengalaman yang tak akan mereka lupakan sampai waktu Subuh datang. 

Pengamatan gerhana bulan melalui monitor yang terhubung dengan teleskop (Foto: PAMSI)


"Momen pengamatan gerhana bulan ini adalah pembelajaran nyata bagi anak-anak sekaligus bukti nyata komitmen kami di PAMSI untuk mengintegrasikan sains dan keimanan," tegas Ustadz Dr. H. Jamaluddin Abdullah, M.Ed, Pimpinan Pesantren Alam Sayang Ibu. "Anak-anak tidak hanya belajar tentang astronomi, tetapi juga meresapi makna keislaman yang terkandung dalam setiap pergerakan alam semesta. Ini adalah langkah nyata menuju pembelajaran yang holistik."

Acara pengamatan gerhana bulan ini sukses besar karena menggabungkan tiga elemen: keilmuan, spiritual, dan fasilitas berupa teleskop baru di Observatorium Peradaban. Ini adalah cara PAMSI menunjukkan bahwa pendidikan alam itu memang holistik dan seru. Nune Dende pulang tidur dengan kepala penuh ilmu pengetahuan dan mata yang baru saja menyaksikan kebesaran alam semesta.  


Posting Komentar

0 Komentar