Jika santri MTs dihadapkan pada riset ilmiah murni, Nune Dende di jenjang MA Sayang Ibu melangkah lebih jauh, langsung masuk ke arena pertarungan ekonomi. Kurikulum semester ganjil mewajibkan mereka menyusun Proposal Rencana Bisnis yang komprehensif, sebuah dokumen serius yang harus dipresentasikan (pitching) di akhir semester. Ini adalah medan uji bagi logika pasar, sebuah persiapan untuk mencetak alumni yang bukan hanya pencari kerja, tetapi pencipta lapangan kerja.
![]() |
| Nune Dende setelah presentasi bisnis plan bersama Bapak Pimpinan & Ibu Direktur (Foto: PAMSI) |
Langkah pertama dimulai dengan fondasi ide, dimana santri dituntut merumuskan latar belakang yang kuat, mengapa bisnis ini penting dan masalah apa yang hendak mereka pecahkan di masyarakat. Setelah itu, mereka harus merumuskan solusi yang ditawarkan secara lugas, sebuah janji konkret kepada pasar tentang nilai yang akan mereka berikan.
Solusi yang ditawarkan kemudian dihadapkan pada target yang spesifik. Mereka harus mengidentifikasi dan membedah siapa target pelanggan meliputi usia, daya beli, dan kebutuhan esensialnya. Riset pasar awal ini krusial untuk memastikan ide bisnis mereka tidak sekadar impian.
Setelah pasar teridentifikasi, santri mulai merancang produk atau layanan. Mereka menyusun Deskripsi Produk dan merincikan keunggulan produk mereka, menelanjangi kelebihan dibandingkan kompetitor. Pertanyaan kuncinya, mengapa konsumen harus memilih produk santri, bukan yang lain?
Tahapan selanjutnya adalah analisis peluang. Santri harus menghitung seberapa besar peluang usaha yang ada, memproyeksikan potensi pertumbuhan dan dampak ekonomi yang mungkin terjadi. Mereka wajib berpikir realistis, meninggalkan idealismenya sejenak dan berhadapan dengan angka.
Inti dari proposal ini adalah perumusan kerangka kerja melalui Model Bisnis (Business Model Canvas). Mereka harus memecah ide besar menjadi sembilan blok logis, dimulai dari Proposisi Nilai (Value Propositions) apa yang membuat produk ini unik dan berharga.
Blok berikutnya adalah Segmen Pelanggan (Customer Segments), memastikan sasaran mereka sejalan dengan proposisi nilai. Dari sana, mereka menyusun Saluran (Channels) dan Hubungan Pelanggan (Customer Relationships), merencanakan bagaimana produk didistribusikan dan bagaimana loyalitas pelanggan dijaga.
Aspek operasional kemudian dibedah melalui Aktivitas atau Proses Utama (Key Activities), merinci setiap langkah yang harus dilakukan agar bisnis berjalan. Kemudian, mereka mengidentifikasi Mitra Utama (Key Partners) siapa saja yang harus diajak bekerja sama untuk mencapai efisiensi dan kekuatan di pasar.
![]() |
| Presentasi rencana wirausaha dilakukan secara daring bersama wali santri (Foto: PAMSI) |
Sisi logistik bisnis dilanjutkan dengan identifikasi Sumber Daya (Key Resources) yang dibutuhkan, mulai dari modal, teknologi, hingga sumber daya manusia. Ini memaksa santri berpikir tentang investasi dan aset.
Setelah perencanaan struktural, mereka masuk ke perhitungan keuangan. Santri harus menyusun Struktur Biaya (Cost Structure) merinci setiap pengeluaran, dari bahan baku hingga gaji dan memproyeksikan Arus Pendapatan (Revenue Streams) dari mana saja uang akan masuk ke dalam bisnis mereka.
Tahapan kritis sebelum pitching adalah penilaian internal. Mereka melakukan Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) untuk menguji ketahanan dan kerentanan ide bisnis mereka di bawah tekanan pasar. Analisis ini menjadi bahan refleksi terakhir sebelum disajikan.
Dokumen proposal yang sudah lengkap ini kemudian dibawa ke tahap simulasi eksekusi: Implementasi Usaha, di mana mereka merencanakan lini Produksi, strategi Pemasaran, dan jalur Distribusi secara rinci, menjabarkan ide dari konsep menjadi tindakan.
Puncak dari seluruh kerja keras semester ganjil adalah Presentasi Proposal (Pitching). Nune Dende harus mempertahankan ide mereka di hadapan dewan penilai yang terdiri dari guru dan praktisi bisnis layaknya mencari investor sungguhan. Mereka dinilai bukan hanya dari isi proposal, tetapi dari cara mereka menjual keyakinan dan potensi keuntungan.
Program Business Plan Pitching ini adalah penanaman karakter pengusaha. Mengajarkan santri MA bahwa ilmu harus berdaya guna secara ekonomi, memaksa mereka mengubah ilmu teori menjadi modal kapitalis, dan membuktikan bahwa Pesantren Alam Sayang Ibu mencetak generasi yang tidak hanya memahami surga, tetapi juga menguasai dunia.
.jpeg)






0 Komentar